Februari 08, 2012

Kehendak Tunggal



Keimanan adalah hadiah. Bukan bonus imbal budi karena jerih usahamu apatah lagi suap dariNya demi meraih simpati makhlukNya. ia murni hadiah dariNya. maka, bagi mereka yang telah bersarang iman dalam hatinya sungguh ia telah mendapatkan anugerah tebesar yang tiada tara nilainya. wadzalika huwal fadhlul 'adhim.


Keimanan sebagai hadiah adalah pula dinamika hati yang mesti harus senantiasa dipupuk dan dierami. sebagaimana pohon, ia mula sebiji benih yang mengada melembaga dalam jantung bumi, sendiri, hadir binafsihi dengan tanpa persetujuan kehendakmu. Ia memunculkan eksistensi dirinya hanya lantaran sami'na wa atho'na pada titah. baginya kepatuhan tunggal pada Empu Titah adalah denyut pertamanya saat mereguk aroma tanah. Ada titah agung yang menghunjamkan dirinya di kedalaman tanah.



Begitulah iman, ia pun hadir menerobos hatimu sejatinya bukan lantaran dirimu. Keimananmu bukan karena engkau memiliki potensi kebaikan melebihi yang orang lain punya. Keberadaan iman dalam relung hatimu semata-mata adalah betapa cintaNya Dia padamu dengan tanpa melihat siapa dirimu. Kucuran cintaNya tak pernah menunggu persetujuanmu maupun penolakanmu. Indah iradahNya mutlak hak prerogatif Dia. Dia tak butuh motivasi dan inspirasi makhluk untuk sekadar memercikkan bulir-bulir air dari samudra cintaNya padamu. Bahkan walau kau pun berkeras meminta dalam serangkaian doa, bila Dia belum bersedia membuka kranNya untukmu maka tak setetes pun jatuh dalam rentangan tanganmu.



Begitu pula bila Dia menenggelamkan dirimu dalam indah cintaNya bukan berarti Dia telah menyepakati iktikad doamu. IradahNya sama sekali tidak pernah terikat denganmu maupun pintamu. Dia tak pernah melibatkan intervensi makhluk untuk berafiliasi denganNya hingga menelurkan keputusan bersama. Hal ini bukan berarti lantas Ia mengingkari sifatNya yg mujibud du'a' atau lebih lebih mengkhianati proklamasi janjiNya; ujiibud daa'i idza da'anii (Aku, pasti mengabulkan doa hamba yg brdoa kepadaKu).



Kebaikan pemberianNya mutlak kehendak tunggalNya. bukan karena arahan kamu. Ia berlepas diri dari dikte makhluk. Ia berkehendak sekehendak DiriNya. Pemberiannya mengalir bukan karena sedu doamu. Namun, independensi Dia atas intervensi doa makhlukNya jangan sampai lantas membuatmu jera,dan berhenti berdoa. berdoalah, senantiasalah tetap berdoa, karena hal ini merupakan sebentuk afirmasi ta'abbudiahmu (kehambaanmu) pd Dia Sang Poros Tunggal Ubudiahmu.


0 komentar:

Posting Komentar