ternyata, yang lebih kita percayai menjadi konsultan pribadi kita adalah diri kita yang: pedagang, politisi, seniman, cendikiawan, artis, sarjanawan, advokat, akuntan, bersurban, auditor, jabatan, berpeciputih, berkalang uang, pengusaha, tukang becak, kernet, kuli,,, hingga barometer kita untuk menilai diri kita dan orang lain adalah atribut-atribut yang menempel di diri kita itu. bukan lagi atas nama manusia yang sejati. "manusia" kita telah disekunderkan (atau tertier kali ya?..). dan pemuncak primernya adalah... ya, atribut kita itu. hmm,, begtulah kita sekarang. Begitukah?!..
Maret 24, 2011
Manusia, Nasibmu Kini..
diakui ato tidak, bahwa selama ini kita telah mengkandangkan ke-manusia-an kita. kita bicara, berasa, bergerak, bertindak, berbuat, menganalisa, menilai, mempertimbangkan dan memutuskan segala hal tanpa menyertakan kompas kemanusiaan kita. kemanusiaan kita telah terkarantina (atau bisa jadi, sengaja dikarantina). terpasung. ia telah lama gagu karen memang telah uzur tidak pernah kita ajak bicara. kemanusiaan kita tidak lagi jadi "search engine" kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar